Senin, 18 April 2011

kecerdasan interpersonal dan musical

MUSICAL INTELLIGENCE DAN INTERPERSONAL INTELLIGENCE SERTA PENERAPAN METODENYA

A. Pendahuluan
Setiap peserta didik yang mengikuti kegiatan belajar memiliki tingkat dan jenis karakteristik yang beragam, selain itu mereka juga memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Seorang guru yang professional, harus mampu mengakomodasi berbagai perbedaan tersebut sehingga proses belajar mengajar yang dilakukannya dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Ada delapan kecerdasan majemuk yang dikemukakan oleh Howard Gardner. Diantara yang kedelapan itu ialah kecerdasan musical dan kecerdasan interpersonal. Adapun makalah ini hanya akan mengangkat permasalahan tentang Apa itu kecerdasan musical dan kecerdasan interpersonal, serta bagaimana ciri-ciri orang yang memilikinya. Perlu bagi kita sebagai calon guru untuk mengetahuinya sehingga dalam proses belajar mengajar kita dapat memilih serta menerapkan metode yang tepat.

B. Pembahasan
1. Musical Intelligence, Ciri-ciri dan Penerapan Metodenya

Intelligensi musik adalah kemampuan berpikir melalui musik, kemampuan mendengarkan pola suara, mengingat, menggabungkan dan memanipulasi. Musik adalah kemampuan dan kemampuan ini dimiliki oleh manusia sehingga dapat diartikan sebagai intelegensi musik. (http://psikometrika.com/tag/intelegensi-interpersonal/).
Kecerdasan musik merupakan bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan mendengarkan suara musik dan suara lainnya. Kemunculan kecerdasan ini dapat dilihat dari kemampuan dalam menghasilkan dan mengapresiasi ritme dan musik yang dapat diwujudkan dalam kemampuan mempersepsikan.
Kecerdasan ini merupakan salah satu kecerdasan teori multiple intelegensi yang dikembangkan oleh Howard Gardner, guru besar dari Harvard University. Menurutnya, kecerdasan bermusik mencakup kepekaan dan penguasaan terhadap nada, irama, pola-pola ritme, tempo, instrument, dan ekspresi musik, hingga seseorang dapat menyanyikan lagu, bermain musik dan menikmati musik.
Gardner mengatakan pada dasarnya setiap anak memiliki kecerdasan musikal secara alamiah. Kecerdasan musik alamiah anak menjadi bertambah atau
berkurang tergantung kepada lingkungan. Menurut Psikolog Dra. Clara Kriswanto, MA. CPBC, mengemukakan bahwa kecerdasan musik dapat distimulasi sejak dalam kandungan hingga usia tiga tahun. Karena pada masa rentang usia ini otak anak sedang tumbuh pesat.
Kecerdasan musik diindikasikan memiliki banyak pengaruh terhadap perkembangan kognitif dan aspek emosional. Dr. Frances Rauscher dari University
of Wisconsiin dan Dr. Gordon Shaw dari University of California menyimpulkan
musik melibatkan rasio, pembagian, proporsi, serta daya pikir dalam ruang dan
waktu.
Sebagian orang menyebut kecerdasan musikal sebagai kecerdasan ritmik, orang yang mempunyai kecerdasan jenis ini sangat peka terhadap suara atau bunyi, lingkungan dan juga musik.
Orang dengan kecerdasan musical mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Mendengarkan dan memberikan respons dengan minat yang besar terhadap berbagai jenis suara
b. Menikmati dan mencari kesempatan untuk bisa mendengarkan music atau suara alam
c. Mengerti nuansa emosi yang terkandung dalam suatu music
d. Mengumpulkan music baik dalam bentuk rekaman (kaset, CD) maupun dalam bentuk tulisan/cetak
e. Mampu bernyanyi atau bermain alat music
f. Menggunakan kosakata dan notasi music
g. Senang melakukan improvisasi dan bermain dengan suara
h. Mampu melakukan analisis dan kritik terhadap suatu music.
i. Tertarik menerjuni karier sebagai panyanyi, pemain music, produser, guru musik, konduktor atau teknisi music
Metode pembelajaran yang tepat untuk kecerdasan musical/musical intelligence menurut kami adalah metode demonstrasi. Abuddin Nata mengatakan Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik yang sebenarnya maupun tiruannya (Abuddin Nata, 2009: 183).
Dalam suatu Hadist pernah Nabi menerangkan kepada umatnya; sabda Rasulullah SAW:
“Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat. (HR. Bukhari).
Bila kita perhatikan Hadist tersebut, nyatalah bahwa cara-cara shalat Nabi tersebut pernah dipraktekkan dan didemonstrasikan oleh Nabi Muhammad SAW.
Suatu demonstrasi yang baik membutuhkan persiapan yang teliti dan cermat. Secara umum dapatlah dikatakan bahwa untuk melakukan demonstrasi yang baik diperlukan:
1) Perumusan tujuan instruksional khusus yang jelas yang meliputi berbagai aspek, sehingga dapat diharapkan murid-murid itu akan dapat melaksanakan kegiatan yang di demonstrasikan itu setelah pertemuan berakhir.
2) Menetapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang dilaksanakan dan sebaiknya sebelum demonstrasi, guru sudah mencobakannya lebih dahulu agar demonstrasi itu tidak gagal pada waktunya
3) Mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan
4) Mempertimbangkan penggunaan alat Bantu pengajaran lainnya.
Dengan metode demonstrasi ini pengajaran menjadi semakin jelas, mudah diingat dan dipahami, proses belajar lebih menarik, mendorong kreativitas peserta didik, dan sebagainya. Metode demonstrasi ini didasarkan pada asumsi bahwa mengerjakan dan melihat langsung lebih baik dari hanya sekedar mendengar. Adanya perbedaan pada sifat pelajaran yang antara lain adanya pelajaran yang mengharuskan peragaan, serta adanya perbedaan tipe belajar peserta didik, yakni ada yang tipe visual, auditif, motorik, dan campuran.
Namun demikian, metode ini memiliki kekurangan, antara lain memerlukan keterampilan guru secara khusus, keterbatasan peralatan, tempat, waktu, dan biaya yang terbatas, serta adanya persiapan yang lebih matang dan terencana.

2. Interpersonal Intelligence, ciri-ciri dan Penerapan Metodenya

Menurut Lwin et al (2008: 197), kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan memperkirakan perasaan, temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan orang lain dan menanggapinya secara layak.
Kecerdasan interpersonal adalah kapasitas untuk memahami maksud, motivasi, dan keinginan orang lain (Prasetyo dan Andriani, 2009: 74). Kecerdasan interpersonal, menurut Safaria (2005: 23), merupakan kemampuan dan keterampilan seseorang dalam menciptakan relasi sosialnya sehingga kedua belah pihak berada dalam situasi menyenangkan atau saling menguntungkan (Safaria, 2005: 23). Menurut Safaria (2005: 23) individu yang tinggi kecerdasan interpersonalnya akan mampu menjalin komunikasi yang efektif dengan orang lain, berempati secara baik, mengembangkan hubungan yang harmonis dengan orang lain, dapat dengan cepat memahami temperamen, sifat, suasana hati, motif orang lain.
Pilihan pekerjaan yang cocok untuk seseorang yang memiliki kelebihan pada kecerdasan interpersonalnya antara lain: guru, konselor, psikolog, psikiater, pekerja sosial, profesioal pengembangan sumber daya manusia, salesman, mediator, dll.
Orang dengan kecerdasan intrpersonal yang berkembang baik memilki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Membentuk dan mempertahankan suatu hubungan social
b. Mampu berinteraksi dengan orang lain
c. Mengenali dan menggunakan berbagai cara untuk berhubungan dengan orang lain
d. Mampu mempengaruhi pendapat atau tindakan orang lain
e. Turut serta dalam upaya bersama dan mengambil berbagai peran yang sesuai, mulai dari menjadi pengikut hingga menjadi seorang pemimpin
f. Mengamati perasaan, pikiran, motivasi, perilaku, dan gaya hidup orang lain
g. Mengerti dan berkomunikasi dengan efektif baik dalam bentuk verbal maunpun nonverbal
h. Mengembangkan keahlian untuk menjadi penengah dalam suatu konflik, mampu bekerja sama dengan orang yang mempunyai latara belakang yang beragam
i. Tertarik menekuni bidang ynag berorientasi interpersonal seperti menjadi pengajar, konseling, manajemen, atau politik
j. Peka terhadap perasaan, motivasi, dan keadaa mental seseorang
Kecerdasan interpersonal memungkinkan kita untuk berkomunikasi dan memahami orang lain, mengerti kondisi pikiran atau suasana hati yang berbeda, sikap atau temperamen, motivasi dan kepribadian. Kecerdasan ini juga meliputi kemampuan untuk membentuk dan mempertahankan suatu hubungan. Mereka memiliki kemampuan untuk mempengaruhi kawannya dan biasanya sangat menonjol dalam melakukan kerja kelompok.
Kecerdasan interpersonal yang berhasil dikembangkan dengan baik akan sangat menentukan keberhasilan seseorang dalam hidupnya setelah ia menyelesaikan pendidikan formalnya.
Cara-cara mengembangkan kecerdasan interpersonal
a. Melatih kemampuan berkomunikasi efektif secara verbal dan nonverbal
b. Mempelajari dan mengerti serta peka terhadap mood, motivasi dan perasaan orang lain
c. Bekerja sama dalam suatu kelompok
d. Belajar dalam suatu kelompok (belajar dengan berkolaborasi)
e. Menjadi mediator dalam penyelesaian suatu konflik
f. Mengamati dan mengerti maksud tersembunyi dari suatu sikap, perilaku dan cara pandangan seseorang.
g. Belajar melihat sesuatu dari suatu sudut pandang orang lain.
h. Menciptakan dan mempertahankan sinergi.
i. Simpati terhadap orang lain
j. Empati terhadap orang lain
Metode yang tepat untuk pembelajaran pada kecerdasan interpersonal menurut kami adalah metode kerja kelompok. Metode kerja kelompok adalah penyajian materi dengan cara pemberian tugas-tugas untuk mempelajari sesuatu kepada kelompok-kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan (Ramayulis, 1999: 179).
Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (Nana Sudjana, 2009: 82).
Dari beberapa uraian tentang metode kerja kelompok di atas, dapat kita simpulkan bahwa kerja kelompok itu adalah belajar dengan mengelompokkan siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang telah diberikan oleh guru. Metode ini sangat tepat sekali untuk digunakan bagi mereka yang memiliki kecerdasan interpersonal dimana mereka dapat belajar bersama orang lain dan kecenderungannya untuk bersosialisasi dengan orang lain akan terwujud.
Dalam pelaksanaannya dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1) Membentuk kelompok
2) Pemberian tugas-tugas kepada kelompok
3) Masing-masing kelompok mengerjakan tugasnya
4) Guru atau guru bersama siswa melakukan penilaian

C. Penutup
Musical Intelligence/kecerdasan musical adalah kecerdasan yang lebih dominan kepada hal-hal yang berhubungan dengan seni terutama musik. Orang-orang yang memiliki kecerdasan ini biasanya sangat menyukai hal-hal yang berhubungan dengan seni. Pekerjaan yang tepat untuk orang-orang yang memiliki kecerdasan ini antara lain:
1. Pemain musik
2. Composer musik
3. Pencipta lagu
4. Vokalis, dan sebagainya
Metode yang dapat digunakan untuk pembelajaran pada orang-orang yang memiliki kecerdasan musical ini yaitu metode demonstrasi. Dengan metode demonstrasi mereka akan lebih mudah dalam memahami pelajaran yang diberikan.
Sedangkan orang dengan kecerdasan interpersonal, memiliki kemampuan sosial yang tinggi. Mudah berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu, orang dengan kecerdasan ini sanggup menempatkan diri dan membaca situasi orang-orang di sekitarnya. Ia bisa dengan cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Kegiatan-kegiatan berkelompok akan lebih disukai.
Dengan kecerdasan interpersonal yang baik seseorang dapat:
a. Menjadi orang dewasa yang sadar secara sosial dan mudah menyesuaikan diri.
b. Menjadi berhasil dalam pekerjaan, dan
c. Mewujudkan kesejahteraan emosional dan fisik.
Untuk itulah pengembangan kecerdasan interpersonal merupakan usaha yang harus dilakukan oleh setiap individu dengan jalan antara lain:
1) Melatih dirinya berkomunikasi secara efektif,
2) Belajar bekerja sama dengan orang lain,
3) Belajar untuk memahami pikiran, perasaan, dan maksud orang lain,
4) Mengembangkan karakter yang mendukung aktivitas menjalin relasi dengan orang lain, misalnya ramah, rendah hati, berpikiran positif, dll.
Metode yang dapat digunakan untuk mereka yang memiliki kecerdasan ini yaitu metode kerja kelompok. Dalam metode kerja kelompok mereka dapat bersosialisasi dengan teman-temannya sehingga belajarnya dapat lebih efektif.

D. Daftar Bacaan
Abuddin Nata. (2009). Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana.
May Lwin, (et al) (2008) Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Yogyakarta: PT INdeks.
Nana Sudjana. (2009). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, Cet 10.
Prasetyo, J.J. Reza dan Yeni Andriani. (2009) Multiply Your Multiple Intelligences. Yogyakarta: Andi.
Ramayulis. (1999). Metodologi Pengajaran Agama, Jakarta: Kalam Mulia
Safaria, T. (2005) Interpersonal Intelligence: Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak. Yogyakarta: Amara Books.
http://psikometrika.com/tag/intelegensi-interpersonal/
http://bietafilo.blogspot.com/2010/10/kecerdasan-musikal.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar