Senin, 19 Desember 2011

“METODE DEMONSTRASI”

PENGUASAAN METODE PEMBELAJARAN
“METODE DEMONSTRASI”
A. Pendahuluan
Menurut Dakiah Daradjat(2008 : 143) tidak ada metode yang “ jelek” atau metode yang “baik”. Dengan kata lain, kita tidak dapat mengatakan dengan penuh kepastian bahwa metode inilah yang “paling efektif” dan meyode itulah yang “paling buruk” karna hal itu amat bergantung kepada banyak faktor.
Yang paling terpenting diperhitungkan oleh seorang guru dalam menetapkan metode ialah mengetahui batas-batas kebaikan dan kelemahan metode yang akan dipergunakannya, sehingga memungkinkan ia merumuskan kesimpulan mengenai hasil penilaian/ pencapaian tujuan dari putusannyaitu. Hal itu dapatdiketahui dari cirri-ciri atau sifat-sifat metode, yang membedakan antara metode yang satu dengan metode yang lainnya.
Pada zaman frimitif kita ketahui bahwa pendidikan atau pengajaran atau latihan-latihan adalah identik dengan kehidupan manusia itu. Pengajaran atau latihan-latihan pada orang-orang terbelakang atau dengan katalain pada orang fremitif ditunjukan pada penguatan semangat roh dan jasmani. Pengajaran dan latihan diberikan oleh orang tua-tuakepada anak muda agar dapat bertahan atas kekerasan alam sekitar tempat mereka hidup. Latihan jasmani dimaksudkan agar kuat menahan pengaruh alam dan iklim serta mampu mencari nafkah hidup seperti berburu dan menangkap ikan.

B. Pembahasan

1. Pengertian Metode Demonstrasi

Menurut Dakiah Daradjat(2008 : 296) metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.
Memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat dilakukan oleh guru itu sendiri atau lansung oleh anak didik.
Dengan metode demonstrasi guruatau murid memperlihatkan pada seluruh angota kelas suatu proses, misalnya bagaimana cara shalat yang sesuai dengan ajaran / contoh Rasulullah SAW.
Sebaiknya dalm mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru lebih dahulu mendemonstrasikan yang sebaik-baiknya, lalu murid ikut memperaktekkan sesuai dengan petunjuk.
Istilah demonstrasi dalam pengajaran dipskai untuk mengambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya mengabungkan penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoprasian peralatan, barang atau benda. Kerja fisik itu telah dilakukan atau peralatan itu telah dicoba lebih dahulu sebelum di demostasikan. Orang yang mendemonstrasikan (guru, murid, atau orang luar yang bias mendemonstrasikannya) mempertunjukan sambil menjelaskan tentang:

(1) Cara-cara melakukan kerja fisik atau cara-cara mengunakan peralatan.
(2) Hal-hal yang harus diamati/ diperhatikan ketika kerja fisik atau pengunaan peralatan itu diselenggarakan.
(3) Alasan-alasan mengapa hal itu dilakukan dan mengapa pula hasilnya demikaian.
(4) Kepentingannya dilakukan langkah demi langkah atau tahap demi tahap dalam demonstrasi tersebut.
Abuddin Nata mengatakan metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan menerangkan atau mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda trtentu yang sedang dipelajari, baik yang sebenarnya maupun tiruannya ( Abuddin Nata, 2009: 183)
Dalam suatu Hadis pernah Nabi Muhammad menerangkan kepada umatnya: sabda nya yang mana artinya sebagai berikut.
“Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat. (HR. Bukhari)

2. Kebaikan dan Kelemahan Metode Demonstrasi

Dari penggunaan metode demonstrasi dapat dapat ditrik beberapa keuntunggan/ kelebihan dari metode demonstrasi:

1. Kebaikan/kelebihan (keunggulan metode demonstrasi)
(1) Perhatian murid dapat dipusatkan kepada hai-hal yang dianggap penting oleh guru,sehingga murid dapat mengamati hal-hal itu seperlunya yang berarti perhatian murid menjadi terpusat kepada proses belajar semata-mata.
(2) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan atau kekeliruan-kekeliruan dalam “menangkap dan mencerna” bila dibandingkan dengan hanya membadca didalam buku, karna murid telah mendapatkan gambaran yang jelas dari hasil pengamatan.
(3) Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan atau masalah dalam diri murid dapat terjawab pada waktu murid mengamati proses demostrasi.
(4) Menghindari “coba-coba dengan gagal” yang banyak memakan waktu belajar, disamping praktis dan fungsional, kuhsusnya bagi murid-murid yang ingin berusaha mengamati secara lengkap dantelitiatau jalannya sesuatu.
(5) Apabila anak didik sendiri ikut aktif dalam suatu percobaan yang bersipat demonstratif, maka mereka akan memperoleh pengelaman yang melekat pada jiwanya dan ini brguna dalam pengembaggan kecakapan.

2. Kekurangan-kekurangan dar metode demonstrasi
(1) Sangat memerlukan waktu yang relatip panjang sehingga memungkinkan penambahan waktu yang lain lagi terhadap proses pembelajarannya.
(2) Adanya sebagian murd- murd yang kuran bias memperagakan dengan sempurna baik dari suatu gerakan maupun dengan menggunakan alat.


3. Mempersiapkan Suatu Demonstrasi

Suatu demonstrasi yang baik membutuhkan persiapan yang teliti/ cermat. Sejauh mana persiapan itu dilakukan amat banyak bergantung kepada pengelaman yang telah annda lalui dan kepada macam atau bentuk demonstrasi apa yang anda sajikan. Secara umum dapatlah dikatakan bahwa untuk melakukan demonstrasi yang baik di perlukan:

(1) Merumusan tujuan instruksional khusus yang jelas yang meliputi berbagai aspek, sehingga dapat diharapkan murid-murid itu akan dapat melaksanakan kegiatan yang didemonstrasikan itu setelah pertemuan berakhir. Untuk itu hendaknya guru mempertimbangkan:

(a) Apakah metode itu wajar dipergunakan merupakan cara yang paling epektif untuk mencapai tujuan instruksional khusus tersebut.
(b) Apakah alat-alat terserbut mudah diperoleh dan suda dicobakan terlebih dahulau atau apa kegiatn-kegiatan fisik yang bias anda lakukan dan telah dilatihkan kembali sebelum demonstrasi dilakukan.
(c) Apakah jumlah murid tidak terlalu besar atau memerlukan tempat dan tata ruang khusus agar semua murid berpertisipasi secara aktif.

(2) Menetapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan. Dan sebaiknya sebelum demonstrasi dilakukan, guru sudah mencobanya lebih dahhulu agar demonstrasi itu tidak gagal pda waktunya. Beberapa pertanyaan dibawah ini dapat mengarahkan kiti sebagai guru:

(a) Apakah anda terbiasa atau memahami benar terhadap semua langkah-langkah atau tahap-tahap dari demonstrasi yang akan dilakukan?
(b) Apakah anda mempunyai pengelaman yang cukup untuk menjelaskan setiap langkah deminstrasi itu?
(c) Apakah anda tidak membutuhkan latihan lanjutan untuk menguasi latihan demmostrasi itu?
(3) Mempertimbankan waktu yang dibutuhkan. Hendaknya anda sudah mmerencanakan seluruh waktu untuk setiap langkah demonstrasi yang akan dilakukan sehingga pertanyaan dibawah inimenjawab:

(a) Apakah kedalamanya juga sudah termasuk waktu untuk memberikan kesempatan kepada murid mengajukan pertanyaan-pertanyan dan komentar selama dan sesudah demonstrsi?
(b) Berapa lama waktu yang anda pakai untuk memberikan ransangan atau motivasi agarmereka berpartisipasi dan melakukan oobservsi secara cermat dan teliti?
(c) Apakah kedalamannya juga sudah termasuk waktu untuk mengadakan demonstrasi ulang, baik sebagian maun keseluruhan.


(4) Selama demonstrasi berlansung anda dapat mempertanyakan pada diri sendiri apakah:
(a) Keterangan-keterangan itu dapat didengar dengan jelas oleh murid-murid.
(b) Kedudukan alat atu kedudukan anda sendiri sudah cukup baik sehingga murid dapat melihatnya dengan jelas.
(c) Terdapat cukup waktu dan kesempatan untuk membuat catatan seperlunya bgi murid-murid.


(5) Mempertimbangkan penggunaan alat bantu pengajaran lainnya, sesuai dengan luasan makna dan isi dari demonstrasi. Untuk itu dapat kita pertanyakan hal-hal berikut:
(a) Adakah pokok-pokok masalah, gagasan,dan istilah-istilah yang harus diterapkan pada papan tulis atau disiapkan pada kertas lembaran kerja murid.
(b) Adakah anda menyimpulkan kegiatan dari setiap langkah-langkah pokok demonstrasi itu dipapan tulis.
(c) Bagaimana dan kapan akan anda laksanakan semua hal-hal itu,sebelum, sesudah atau selama demonstrasi itu berlansung.

(6) Meneapkan rencana untuk menilai kemajuan murid. Seringkali perlu terlebih dahulu dilakukan diskusi-diskusi dan murid mencoba lagi demonstrasi atau mengadakan demonstrasi ulangmemperoleh kecekatan yang lebih baik.
Setelah melihat beberapa keuntngan dari demonstrasi, maka dalam bidang studi agama Islam sangat banyak yang biasa didemonstrasikan, terutama dalam bidang pelaksanan ibadah, seperti pelaksanaan shalat, zakat, rukun haji dan lain-lain.
Apabila dalam teori menjalankan sahlat yang betul dan baik telah dimiliki oleh anak didik, maka guru harus mencoba mendemonstrasikan di depan para murid. Atau dapat juga dilakukan, guru memilih seorang murid. Yang paling terampil, kemudian dibawa bimbingan guru disurhmendemonstrasikan cara shalst yang baik didepan teman teman-temannya yang lain.
Pada saat anak didik mendemonstrasikan shalat,guru harus mengamati langkah demi lanngkah setiap gerak-gerik murid tersebut, ssehingga jika ada segi-segi yang kurang, guru berkewajiban memperbaikinya. Guru memberi contoh lagi tentang pelaksanaan yang baik dan betul pada bagian-bagian yang masih kurang dianggap baik.
Tindakan mengamati segi-segi yang kurang baik lalu memperbaikinya, akan memberikan kesan yang mendalam pada diri anak dadik, baik bagi anak didik yang menjalankan demonstrasi ataupun bagi yang menyaksikannya.
Dengan tambahan pengamalan ini akan menjadi dasar pengembangan kecakapan dan keterampilan dari anak didik yang kita asuh. Dibidang umum, studi olaragalah yang paling tepat menggunakan metode demonstrsi, yaitu murid yang dianggap terampi mendemonstraikan loncat tinggi,loncat jauh dan juga lempar lembing dan lai sebagainya.
C. kesimpulan
Istilah demonstrasi dalam pengajaran dipskai untuk mengambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya mengabungkan penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoprasian peralatan, barang atau benda. Kerja fisik itu telah dilakukan atau peralatan itu telah dicoba lebih dahulu sebelum di demostasikan. Orang yang mendemonstrasikan (guru, murid, atau orang luar yang bias mendemonstrasikannya) mempertunjukan sambil menjelaskan tentang:
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan menerangkan atau mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda trtentu yang sedang dipelajari, baik yang sebenarnya maupun tiruannya.
Dalam suatu Hadis pernah Nabi Muhammad menerangkan kepada umatnya: sabda nya yang mana artinya sebagai berikut.
“Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat. (HR. Bukhari)

D. Daftar Kepustakaan
Dr. Zakiah Daradjat, (2008). Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara.
Dr. Zakiah Daradjat, (2008). Metodologi Khusus Pengajaran Agama Islam,
Abuddin Nata, (2009). Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana




Tidak ada komentar:

Posting Komentar