BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat urgen dalam kehidupan manusia, sebab dengan pendidikan manusia bisa mengelola alam semesta, yakni bumi yang Allah citakan ini. Sebab Allah menciptakan manusia adalah sebagai khalifah dimuka bumi, dengan tujuan untuk menyembah kepada Allah SWT, selain itu juga Allah menciptakan manusia untuk menjaga, merawat, memelihara alam semesta ini serta mengenal tuhannya dan bagaimana menyembah Allah pencipta alam semesta. Sesuai dengan firman Allah dalam AL-Qur’an surat AL-An’am ayat 165 yang berbunyi:
•
Artinya :
“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S:6:165).(Al-Qur’an dan terjemah, Depag RI)
Indonesia adalah salah satu Negara diantara Negara-negara yang ada di dunia ini .Indonesia adalah bangsa yang mempunyai sumber daya alam yang kaya, sehingga membuat Negara –negara lain,seperti Belanda ,Jepang dan bangsa Eropa lainnya dating keindonesia untuk menikmati kekayaan sumberdaya alam yang ada di Indonesia .Kedatangan bangsa Belanda dan bangsa Eropa lainnya ke Indonesia pada mulanya adalah berdagang dan mencari rempah- rempah .Sebab di Asia Barat orang-orang Kristen Eropa dilarang berdagang setelah Konstantinopel dikuasai oleh kerajaan Islam turki Usmani yang dipinpin oleh Muhammad al –Fatih.Sehingga putuslah hubungan perdagangan antara Eropa dengan Asia Barat. (Abuddin Nata :2003: 8)
Pada tahun 1595 perseroan Amsterdam mengirim armada kapal dagangnya sebanyak empat buah untuk yang pertama kali keIdonesia dibawah pinpinan Cornelis de Houtman.Pada tahun 1598 dibawah pinpinan van Nede,van Heemskerck dan van Warwijck untuk kali yang kedua dengan tujuan yang sama yakni berdagang dan mengambil rempah –rempah.Melihat keberhasilan Amsterdam memperoleh rempah-rempah dari Indonesia menimbulkan keinginan perseroan yang lain untuk berdagang dan berlayar keIndonesia .Melihat banyaknya perseroan yang bermunculan dan berkeinginan berlayar dan berdagang keindonesia ,melahirkan sebuah kesepakatan tentang hak khusus untuk berdagang bagi perseroan gabungan yang disahkan oleh Staten –General Republik tahun 1602 yang isinya adalah kebebasan dan kekuasaan berdagang dan berlayar dikawasan antara Tanjung Harapan dan kepulauan Salomon ,termasuk kepulauan Nusantara .perseroan tersebut dikenal dengan sebutan Oost Indische Compagnie (VOC).(Badri Yatim:2002:234-235)
Setelah VOC terbentuk mereka mulai berdagang namun pada tahun-tahun berikutnya,VOC mulai menjalan kan kekuasa sepeti layaknya Negara,dan membentuk sebuah kekuatan serta mengangkat seorang gubernur ,melakukan monopoli perdagangan dan berusaha memperluas wilayah .Melihat keadaan tersebut rakyat Indonesia melakukan perlawanan terhadap VOC,tapi pada akhirnya rakyat Indonesia tidak berdaya ,sehingga belanda semakin kuat mencengkramkan kukunya di bumi Nusantara ini . (Abuddin Nata :2003: 9 )
Pemerintah belanda mulai menjajah Indonesia pada tahun 1619, ketika Jan Pieter Zoan Coen menduduki Jakarta.Kemudian Belanda satu demi satu memperluas jagkauan jajahannya dengan menjatuhkan penguasa-penguasa daerah-daerah.setelah Belanda berhasil menjatuhkan para penguasa –penguasa daerah yang ada di Indonesia ,maka tibullah keininginan pemerintah kolonia Belanda untuk mendirikan sekolah ,dengan tujuannya adalah agar bisa menguasai Indonesia lebih cepat.(Hanun Asrohah:1999:150)
Pendidikan yang dibuat bukan menguntungkan bagi rakyat nusantara malah sebaliknya. Kebijakan–kebijakan tentang pendidikan pun dikeluarkan termasuk hak untuk bersekolah .Selain itu system pendidikan yang mereka buat pun berbeda dengan pendidikan yang ada, sehingga pendidikan tradisional yang dikembangkan Islam menjadi terisisih dan tidak di akui oleh Belanda .Peristiwa tersebut mendapat kecaman dari para ulama yang ada di Indonesia yang akhirnya terjadi permusuhan (Hanun Asrohah:1999:153).
B. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui bagai mana pendidikan Islam Indonesia pada zaman penjajahan
2. Untuk mengetahui apa yang melatar belakangi bangsa Belanda menjajah ke Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN (ISI)
A. Pendidikan Islam Pada Zaman Penjajahan
a) Pendidikan Islam Pada Zaman Belanda
Pada mulanya kedatangan orang–orang asing bangsa Belanda ke Indonesia adalah untuk menjalin hubungan perdagangan dengan bangsa Indonesia, sambil berdagang Belanda berupaya menancapkan pengaruhnya terhadap bangsa Indonesia.Lambat laun bangsa Belanda berhasil memperkuat dirinya di Nusantara, dan mendirikan sekolah dengan tujuan agar dapat mengusai Indonesia dengan mudah .(Hanun Asrohah:1999:150)
Sebelum kedatangan bangsa Eropa termasuk Belanda pendidikan Islam sudah ada dan mulai berkembang keseluruh pelosok tanah air ,walaupaun pelaksanaannya masih bersifat sederhana(tradisional), jika dibandingkan dengan perkembangan setelah kedatangan bangsa Belanda .Pendidikan Islam pada saat itu berbentuk halaqah, dan tatap muka orang per orang di mushalla, masjid, maupun pesantren.
Ketika belanda datang, pendidikan Islam mulai mengalami hambatan rintangan dan tantangan untuk berkembang lebih maju seiring perkembangan dan kemajuan zaman ,terutama menghadapi kristenisasi yang dilakukan kaum penjajah mulai dari bangsa Portugis maupun bangsa Belanda (Abuddin Nata :2003: 14 )
Selain dari itu umat Islam dan pendidikannya serta segala yang berkaitan dengan masyarkat dan keagamaan mulai di tekan .Kemudian Belanda mulai menerapkan langkah-langkah untuk membatasi gerak pengamalan agama Islam .Upacara-upacara keagamaan yang dilakukan secara terbuka mulai dilarang. Pembatasan dan pengawasan ketat oleh pemerintah Belanda terhadap umat Islam, mengakibatkan pengajaran nilai-nilai Islam dan peningkatan keberlakuan nilai-nilai Islam menjadi tersendat-sendat.(Hanun Asrohah:1999:151).
Pada tahun 1819 M Gubernur Van den Capellen mendidrikan sekolah dasar bagi penduduk pribumi dengan tujuan agar dapat membantu pemerintahan Belanda. Sebab pendidikan Islam yang ada saat itu yakni pendidikan pondok pesantren, masjid, mushalla, dan lain sebaginya dianggap tidak bisa membantu pemerintah Belanda, dan tidak ada kaitannya sama sekali baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk mendorong kemajuan pembangunan. Namun Islam bagi bangsa Belanda adalah sebagai penghambat, penghalang bagi kemajuan dan kepentingan Belanda (Abuddin Nata :2003: 15 ).
Kolonial Belanda memperlakukan umat Islam sejajar dengan kaum pribumi. Sekolah untuk mereka terbatas hanya sekolah desa dan Vervlog. Padahal Islam merupakan agama mayoritas penduduk pribumi. Sedangkan penduduk beragama lain selain Islam khususnya Kristen (Protestan-Katolik) diperlakukan sama dengan bangsa Eropa. Di samping itu, kolonial Belanda selalu menempatkan Islam sebagai musuh baik untuk kolonialisme maupun untuk usaha menyebarkan agama Nasrani.
Pada tahun 1900 Masehi pendidikan Islam mengalami kemunduran disebabkan pengawasan dari bangsa Belanda terhadap perkembangan pendidikan Islam hingga pada akhirnya pendidikan Islam dari hari kehari sangat memprihatinkan karena mendapatkan tekanan dan perlakuan yang tidak menggembirakan. Namun demikian, umat Islam secara terus menerus berjuang dan melakukan perlawanan hingga pada akhirnya pendidikan Islam mengalami kebangkitan. Yang ditandai dengan munculnya berbagai organisasi Islam, seperti Muhammadiyah, Serikat Islam, Al-Irsyad, Nahdatul Wathan.
b) Pendidikan Islam Pada Zaman Jepang
Jepang menjajah Indonesia setelah mengalahkan Belanda dalam Perang Dunia ke II pada tahun 1942 dengan semboyan Asia Timur Raya atau Asia untuk Asia.Pada masa awalnya pemerintah Jepang seakan membela kepentingan Islam sebagai siasat untuk memenangkan perang. Untuk menarik dukungan dari rakyat Indonesia, pemerintah Jepang membolehkan didirikannya sekolah-sekolah agama dan pesantren –pesantren yang terbatas dari pengawasan Jepang, dan mengeluarkan kebijaksanaan .Dengan maksud dan tujuannya adalah agar kekuatan umat Islam dan nasionalisbisa diarahkan untuk kepentingan memenangkang perang yang dipinpin Jepang (Musryfah Sunanto:2005:124).
Pada masa pemerintahan Jepang, sekolah – sekolah dasar dijadikan satu macam yaitu sekolah enam tahun, dengan tujuan agar Jepang untuk memudahkan pengawasan, baik dalam isi maupun penyelenggaraannya .Selain itu, Jepang juga mengadakan latihan pada guru – guru untuk mengindoktrinasi mereka dalam Hakko Iciu (kemakmuran bersama)
Sekolah – sekolah yang didirikan pada jaman Belanda kembali dibuka,serta sekolah –sekolah swasta seperti sekolah Agama Islam,Taman siswa, Muhammadiyah ,tapi tetap dalam pengawasan Jepang. Selain dari itu perguruan tinggi juga sebagian ditutup ,dan sebagiannya dibuka seperti Perguruan Tinggi Kedokteran di Jakarta,Teknik Bandung, Pamong Praja, Kedokteran Hewan .Bila dibandingkan sekolah dizaman Jepang pendidikan mengalami kemunduran dibandingkan zaman Belanda (Hanun Asrohah:1999:174-175
B. Sikap Belanda dan Jepang Terhadap Pendidikan Islam
Pendidikan disuatu Negara sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor budaya, ilmu pengetahuan, corak masyarakat, industri maupun informasi, factor politik dan pengaruh globalisasi .Pada zaman Belanda pendidikan dipengaruhi oleh faktor politik yang ditentukan oleh kebijakan penguasa, yaitu Belanda baik semasa VOC maupun pemerintah Hindia Belanda .Sedangkan pada zaman Jepang pendidikan juga dipengaruhi faktor poliik yang juga ditentukan oleh kebijakan penguasa yakni Jepang .
Adapun sikap Belanda terhadap pendidikan ada empat hal yaitu:
1. untuk membantu kemajuan dan kemampuan yang berkualitas bagi orang- orang Belanda
2. Pendidikan diselenggarakan dengan maksud untuk menghasilakan pekerja yang murah untuk membantu kepentingan Belanda.
3. Pendidikan disselenggarakan dengan tujuan menanamkan misi Kristen dan menngkristenkan orang-orang pribumi.
4. Pendidikan diselenggarakan dengan maksud untuk memelihara dan mempertahankan perbedaaan sosial.
Sedangkan sikap Jepang terhadap pendidikan adalah memberikan kebebasan terhadap umat Islam Indonesia untuk mendirikan sekolah–sekolah Islam seperti Pondok Pesantren,namun tetap dalam pengawasan Jepang, sedangkan tujuannya adalah agar dapat membantu tujuan Jepang yakni memenagkan dalam peperangan .
C. Sikap Bangsa Indonsia Terhadap Kebijakan Belanda dan Jepang Dalam Hal Pendidikan
Kesadaran bahwa pemerinttah kolonia dan Jepang meerupakan “Pemerintah Kafir” yang menjajah agama dan bangsa mereka, semakin dalam tertanam dibenak para santri ,mengambil sebuah sikap anti Belanda. Berbeda dengan kaum terpelajar Islam diluar pesantren mengambil sikap yang proporsional, tidak anti pati ,tetappi tidak juga terlalu dengat dengaan penjajah termasuk Belanda karena mereka berpandangan umat Islam harus banyak belajar kepada bangsa penjajah agar bisa menjadi orang pintar dan berwawasan luas agar tidak bisa dibodohi dan dijajah terus menerus
Dengan demikian terdapat dua sikap bangssa Indonesia dalam merespon kebijakan terhadap pendidikan ,yaitu sikap Kooperatif dan Non Kooperatif.Sipat Kooperatif adalah sikap yang dilakukan para pelajar muslimm ((kaum modernis ) seperti Muhammadiyah yang menjadikan peenjajah sebagai mitra untuk memmbangun daan meningkatkan kualitas pendidikan Islam, bukan ssebagai musuh yang ditakuti.Sedangkaan sikap Non Kooperatif, adalah sikap yang menjadikkan penjajah seebagi musuh yag dibenci dan dijauhi .Sikap ini ini banyak dilakukan oleh para santri dan ulama dan pinpinan pesantren.
BAB III
. KESIMPULAN
• Bangsa belanda datang ke Indonesia pada awalnya adalah untuk berdagang rempah rempah,hingga akhirnya menjajah bangsan Indonsia, sedangkan Jepang datang ke Indonsia adalah awalnya untuk membantu umat Islam yang tertindas akibat jajah Belanda, namun akhirnya menjadi penjajah.
• Pendidikan yang dirikan oleh Belanda dan Jepang bertujuan untuk membantu kepentingan mereka.
• Pendidikan Islam dimata Belanda adalah sebgai penghambat pada kemajuan dan kepentingan Belanda sendiri dan tiidak memberikan kebebasan kepada umat Islam untuk belajar dan megamalkan Aamanya , sedangkan pada zaman Jepang pendidikan Islam di berikan kebebasan untuk mendidrikan sekolah tetapi tetap dalam pengawasan Jepang.
• Sikap bangsa Indonesia terhadap kebijakan bangsa penjajah terhadap pendidikan di Indonesia terdapat dua pendapat yakni Kooperatif (kaum pesantren)dan Non Kooperatif (kaum modernis) .
DAFTAR PUSTAKA
Asrohah, Hanun, M.Ag, Sejarah Pendidikan Islam Logos Wacana Ilmu, 1999
Nata, Abuddin Ma,Kapita Selekta Pendidikan Islam ,Angkasa Bandung 2003
Sunanto, Msyrifah,Dr Sejarah Peradaban Islaam Indonsia,Raja Grafindo Persada, 2007.
Yatim,, Badri.MA. Seejarah Peradaban Islam, Rajawalli Pers, 2002
Yusrianto Edi,Drs.Lintas Sejarah Pendidikan Islam Di Iindonesia Kurniaa Kalam Semesta,1998
ok makalah yang sangat membantu saya. jangan lupa kunjungi my Blog http://wawasanpendidikanislam.blogspot.com/
BalasHapus